Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Sekolah di Bangkalan Pusing Karena Kerap di Beritakan LSM dan Wartawan, Nur Hasan : Ajukan Hak Jawab Jika Beritanya Meleset

| Maret 27, 2024 WIB |


Bangkalan, Treenews.id - Selama Bulan Ramadhan beberapa Kepala Sekolah di Kabupaten Bangkalan dibuat pusing akibat kerap kali didatangi oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Wartawan.

Kedatangan mereka ke sekolah-sekolah dengan tujuan silaturahmi dan diduga memberitakan tanpa konfirmasi yang cenderung menyudutkan pihak sekolah. Sehingga hal tersebut membuat resah sekolah-sekolah di Bangkalan, utamanya sekolah yang berada di pelosok.

Atas peristiwa tersebut, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Bangkalan melalui Sekretas, Suraji menyayangkan atas perlakuan LSM dan wartawan yang kerap kali mendatangi sekolah dengan tujuan tertentu. Namun selain silaturahmi, mereka kerap kali berdiskusi dengan Kepala Sekolah dan memberitakan hal negatif terkait sekolah yang bersangkutan.

"Dalam hal tertentu kami sikap ini hal yang positif untuk menguatkan pendidikan yang ada di bangkalan. Namun kami menyayangkan mereka memberitakan yang tidak semestinya seperti yang menjadi sorotan saat ini yaitu di jam kosong, ketika jam kosong itu yang diberitakan," Ujar Suraji, Sekretaris PGRI Bangkalan, Selasa (26/03/24).

Dikatakan dia, memang peran media terhadap pendidikan sangat penting, selain itu meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Bangkalan juga sebagai kontrol. Dengan begitu, pihaknya berharap agar tidak melakukan pemberitaan yang dapat menurunkan pendidikan di Bangkalan. Namun, jika ada berita yang negatif, sebaiknya konfirmasi terlebih dahulu agar berimbang dan tidak terkesan mengada-ada.

"Memang beberapa lsm dan media yang masuk kurang mendukung ke kami dan itu menjadi keresahan. Seperti yang sudah dimuat itu dengan memfoto dan memvideo sekolah yang katanya mereka itu tutup, padahal didalamnya itu ada murid dan guru karena memang pintunya saat mengajar itu ditutup," Tukasnya.

Seperti diketahui, berdasarkan pasal 2 Permendikbud RI Nomor 15 Tahun 2018 bahwa beban jam kerja guru, kepala sekolah dan pengawas adalah selama 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Ketentuan beban jam kerja selama 40 jam per minggu tersebut dibagi atas 37,5 jam kerja efektif dan 2,5 jam istirahat.

"Kritik sosial dan membangun kepada kami itu sangat diperlukan, namun penyampaiannya harus benar dengan konfirmasi terlebih dahulu. Dari awal ramadhan laporan yang masuk ke kami kurang lebih ada 8 lembaga," Imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi D Nur Hasan mengatakan, apabila kedatangan LSM dan wartawan ke sekolah tersebut dalam rangka sekedar silaturahmi dan mengawasi sistem pendidikan merupakan hal yang lumrah. Namun, apabila ada pemberitaan yang kurang berkenan sekolah bisa mengajukan hak jawab.

"Tapi kalau sudah masuk ranah intimidasi atau pemerasan, kepala sekolah itu sebetulnya lebih tahu kalau memang bekerja sesuai dengan prosedur dan aturan. Tetapi yang menjadi pertanyaan apakah guru ini sudah menjalankan sesuai aturan, misalnya jadwal mengajar yang sudah sesuai aturan," Ucapnya.

Sehingga dengan kehadiran LSM dan wartawan, sekolah tidak perlu berlebihan menyikapi selagi tidak berkaitan dengan hal-hal yang negatif. Karena peran media sangat penting, selain untuk penyaji informasi juga sebagai sosial kontrol terhadap sekolah.

"Kehadiran mereka harus diterima dengan baik. Sebab itu bisa dijadikan bahan autokritik bahwa kita ini harus bermitra dengan siapa saja, sepanjang koridor untuk memperbaiki kinerja ataupun pelaksanaan belajar mengajar," Pungkasnya.

_(Ga/Sat/Luv)_
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update